Deep work adalah proses bekerja secara mendalam dan menghindari gangguan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Proses tersebut bisa menjadi cara mengatur waktu agar produktif sehingga penggunaan waktu lebih efektif.
Semenjak menetapkan bahwa hobi aku adalah traveling, aku menemukan dan belajar banyak hal baru. Bahkan terpakai di dalam kehidupan sehari-hari meskipun porsinya 5% per satu hal itu, salah satunya deep work.
Aku pernah mengatakan kepada temanku ‘Duh, rasanya waktu 24 jam tuh kurang deh buat gue‘.
Pada waktu itu aku ketinggalan hampir 85% materi di Kelas Financial yang aku ikuti karena belum bisa menemukan ritme pekerjaan baruku. (Ikutan Kelas Financial, Guys supaya bisa mengatur keuangan untuk traveling, eh untuk rumah tangga). 🙂
Pernah nggak sih ngerasain bahwa 24 jam itu kurang?
‘kok gue lembur terus, bahkan hampir tiap hari’
‘pekerjaan nggak selesai-selesai sih’.
‘kok gue nggak produktif ya’
Kali ini aku ingin membicarakan Shallow Work dan Deep Work sebagai konsep awal untuk memulai bagaimana cara mengatur waktu agar produktif. Meskipun belum sukses-sukses banget dan belum mendapatkan hal yang besar dari semua itu, tetapi setidaknya hal kecil bisa terselesaikan.
Bagaimana Cara Mengatur Waktu Agar Produktif dan Efektif?
Ketika traveling, waktu satu jam saja luar biasa berharganya. Waktu Satu jam terpakai dengan baik kita bisa mendapatkan tempat kunjungan yang lebih banyak, bukan?
Jika satu jam lebih cepat aku bisa mendapatkan tiket promo Kereta Api. Satu jam memaksimalkan riset, aku bisa dapat informasi bagaimana memanfaatkan VAT Refund di Thailand dengan member belanja yang aku punya.
Perencanaan waktu yang baik tentu akan membuat produktivitas meningkat dan kamu nggak usah capek-capek harus jadi Roro Jonggrang untuk menyelesaikan pekerjaan hanya semalaman.
Perencanaan waktu berhubungan dengan istilah Deep Work dan Shallow Work. Cal Newport menjelaskan bahwa deep work adalah bekerja secara mendalam dengan kemampuan penuh, menghindari gangguan, dan mendorong kemampuan kognitif mencapai maksimal. Deep work merupakan pekerjaan yang membutuhkan skill khusus (high leverage). Misalnya menulis, editing, coding, strategy planning, dan lain-lain.
Shallow work adalah bekerja dangkal atau tidak membutuhkan kemampuan kognitif dan sering terganggu dengan hal-hal lain. Shallow work ialah pekerjaan yang tidak membutuhkan skill khusus atau konsentrasi (low leverage). Misalnya membalas chat, administrasi, dan lain-lain.
Studi McKinsey pada 2021 menunjukkan bahwa para pekerja menghabiskan 60% waktunya dalam seminggu untuk menggunakan alat komunikasi elektronik, sedangkan 30% dipakai untuk membaca dan membalas email. Dengan begitu hanya terpakai 10% untuk bekerja secara mendalam.
Melihat hasil riset tersebut tentu riskan sekali, terutama untuk kalian yang berada dalam persaingan yang membutuhkan kemampuan hal teknis secara cepat. Itu mengapa, rasanya pekerjaanku banyak sekali dan 24 jam kurang. Satu yang jadi solusi, yaitu memperbaiki kesalahan waktu dan beginilah manajemen waktu ala prajnavita.com.
List Perencanaan, Dahulukan yang Urgent
Sebelum melakukan pekerjaan, rencanakan dalam sehari mau mengerjakan apa. Bila perlu list agar bisa ter-ceklist. Sebagai cara untuk terus melatih kreativitas, usahakan dengan tulis tangan. Pastikan kerjakan daftar list dari pekerjaan yang urgent terlebih dahulu.
Ini juga sama dengan bagaimana mengatur itinerary agar waktu yang tersedia dapat terpakai dengan baik. Mungkin itinerary harus lebih detail dengan jam-jamnya dan memerhatikan jarak lokasi. Meskipun perencanaan tersebut bisa juga berubah tetapi setidaknya sudah punya titik-titik pasti sehingga tetap fleksibel tanpa harus keluar jalur terlalu jauh.
Bagaimana memilih satu masalah yang penting dari banyak masalah juga aku tulis juga di 9 Hal Penting di dalam Buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat, di buku itu juga dijelaskan bagaimana Mark Manson memilih masalah yang paling penting sehingga dapat membuat kamu fokus dan terus tetap merasa bahagia.
Pasang Mindset Deadline Hari ini
Ada yang cenderung akan mendapatkan banyak ide ketika menerima tekanan atau deadlener, seperti aku ini. Ketika ide itu belum muncul saat deadline masih jauh, ya susah untuk mengerjakannya. Akhirnya, pekerjaan tertunda dan bisa tertumpuk dengan pekerjaan lainnya di lain hari.
Ketika traveling, kamu juga perlu menerapkan mindset ini. Kamu harus bisa menentukan berapa jam akan berada di tempat tersebut. Dengan waktu yang tersedia pun kamu harus memanfaatkan sebaik mungkin agar bisa mendapatkan informasi atau melihat seluruh tempat wisata.
Konsentrasi
Jika kamu melakukan pekerjaan tipe deep working, gunakan minimal 30 menit untuk fokus pada pekerjaan tersebut. Kamu bisa memasang earphone, setel musik yang bisa meningkatkan konsentrasi, dan hindari distraksi apa pun. Berdasarkan pengalamanku, gangguan terbesar ialah sosial media. Kita bisa menyelesaikan 30-50% pekerjaan dalam waktu 1 jam yang sama dengan 1 jam kita iseng membuka media sosial dengan dalih ‘sebentar aja’.
Traveling pun sama. Ketika kamu traveling sebetulnya banyak sekali hal-hal baru, informasi baru, bahkan sosialisasi yang bisa kamu lakukan. Jauhkan menyambi pekerjaan ketika traveling. Itu mengapa, aku menyarankan untuk menyelesaikan pekerjaan sebelum berangkat traveling. Nikmati perjalananmu dan kamu akan temukan sesuatu yang baru.
Sisihkan Hanya 5-10 Menit untuk Komunikasi, Tanggapan, Beri Respons, Atau Cek Chat
Pekerjaan di era sekarang ini tentu tidak jauh dari keberadaan komunikasi, khususnya chatting. Jika kamu juga harus melakukan shallow work, usahakan sisihkan waktu 5-10 menit untuk membalas chatting atau keperluan lainnya. Setelah itu tutup. Client akan mengerti jika chat baru dibalas 30 menit berikutnya kok.
Jika kamu lebih banyak bekerja dengan tipe shallow work dibandingkan deep work. Aturlah waktu lebih banyak untuk shallow work daripada deep work. Porsinya bisa atur sesuai kebutuhan aja.
Ketika traveling juga jangan lupakan untuk berkabar kepada keluarga. Tidak ada salahnya tetap menjalin komunikasi dengan orang terdekat ketika ada kesempatan. Jika ada pekerjaan yang urgent bisa jawab terlebih dahulu, tetapi tetap perhatikan porsi waktu.
Konsep Itu Penting
Apabila kamu merupakan pekerja tipe deep work, usahakan sudah memiliki gambaran pekerjaan. Mencari inspirasi biasanya akan lebih lama daripada mengerjakannya. Misalnya saja cara mengatur waktu agar produktif menulis, yaitu habiskan 2-3 jam untuk mencari inspirasi, riset, atau menemukan kalimat pertama yang tepat.
Kamu akan memiliki banyak bahan dan konsep yang sudah matang lalu kamu pasti bisa menuliskannya dalam waktu 1-2 jam. Itu cara untuk menulis satu artikel singkat, jika jurnal, karya ilmiah, atau novel yang membutuhkan riset mendalam dan lebih dari 1.000 kata tentu porsinya beda lagi ya.
Sebagai travel blogger atau traveler yang tidak mau traveling lalu sia-sia, tentu perlu adanya riset. Istilah riset di sini ialah sebagai proses konsep ya. Ketika kita riset, kemungkinan akan menemukan spot-spot penting untuk menggali informasinya. Bisa juga ketika riset kita menemukan spot foto yang keren. Lebih cantiknya lagi, kamu menemukan konsep foto yang kece di tempat tersebut. Lumayan kan untuk menambah Ide Feed Instagram.
Hindari Mulitasking Seminim Mungkin
Multitasking rasanya akan bisa cepat menyelesaikan pekerjaan, tetapi nyatanya tidak. Multitasking justru akan memecah konsentrasi dan pekerjaan akan selesai setengah-setengah. Semakin konsentrasi buyar hasil pekerjaan juga berpotensi tidak maksimal. Jadi, multitasking bukan cara yang baik agar pekerjaan bisa selesai dengan cepat. Jika cepat bisa dilakukan, lalu hasil juga bisa menjadi risiko.
Disiplin dan Komitmen Waktu
Cara mengatur waktu agar produktif tentu tidak akan berjalan dan tidak akan ada hasilnya jika kita tidak disiplin waktu. Mendapatkan hasil yang baik tentu karena komitmen menjalankan rencana.
Mungkin cara manajemen waktu ini akan terasa sulit ketika kita harus melakukan pekerjaan atau rutinitas baru. Ketika sudah menemukan ritme pekerjaannya pasti kamu tidak akan merasa bahwa 24 jam itu kurang.
Rekomendasi buku yang bisa membuat kamu mendapatkan referensi lebih banyak mengenai bagaimana mengatur waktu agar produktif. Cek yuk di sini:
- Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat Karya Mark Manson. Bisa kamu mendapatkannya di sini.
- 6 Rahasia Menjadi Pribadi Produktif Tanpa Rasa Karya Deni Dee. Bisa kamu dapatkan di sini.
- Be Strong And Never Weaken Yourself Karya Davit Setiawan dan Sri Kusuma Dewi. Bisa kamu dapatkan di sini.
*Artikel akan diupdate jika ada penambahan data atau fakta yang relevan. Jika ada kritik dan saran atau masukan juga bisa sharing ya.