Jalan-jalan ke Bali itu seperti belajar hidup di luar negeri. Sepanjang jalan hampir sebagian besar isinya turis, orang lokal cuma ada di toko-toko atau restauran sebagai pegawainya. Makannya, orang lokal Bali lebih ramah dengan wisatawan mancanegara dibandingkan wisatawan domestik.
Banyaknya turis yang datang ke Bali membuat Bali harus menciptakan kota seperti di luar negeri, ya untuk membuat turis-turis itu nyaman di Bali. Itu kenapa Jalan Legian Bali menjadi pusat hiburan untuk turis-turis tersebut. Sebenarnya saya juga bimbang setengah mati mau menuliskan perjalanan saya ketika di Bali tentang Legian—tapi alhamdulillah sampe sekarang masih hidup sih.
Diskotik Vs Pasar Malem

Saya yang berasal dari kampung dan hidup di Jakarta baru lima tahun rasanya kaget melihat kehidupan malam di Jalan Legian Bali. Sepanjang jalan isinya diskotik, Bro, di kampung liat lampu kelap kelip kalau pas ada pasar malem doang. Di depan diskotik banyak cewek-cewek yang bajunya kurang bahan menari-nari, berpurat-putar disorotin lampu, di kampung kalau ada orgen dangdut doang baru ada biduan goyang.
Monumen Bom Bali

Awalnya saya ingin melihat Monumen Bom Bali yang amat bersejarah. Masih ingat kan sama bom Bali yang terjadi 12 Oktober 2012 silam? Di tempat inilah bom itu terjadi. Monumen tersebut berdiri di pusat Jalan Legian, di mana sepanjang jalan tersebut berderet diskotik, cafe, dan bar serta hampir semua tempat tersebut dipenuhi dengan turis.
Di sinilah Bali hidup. Jalan Legian tidak pernah sepi karena banyak restauran, hotel, dan toko oleh-oleh. Namun, Jalan Legian ini akan hidup ketika tengah malam tiba sampai pagi dini hari. Saat saya mengunjunginya, saya tidak melihat toko oleh-oleh karena diskotik lebih dominan di sana. Mungkin jika saya datang siang, saya akan melihat pernak-pernik khas Bali yang unik-unik. Saya hanya punya waktu malam hari jadi mau tidak mau saya harus menyempatkan diri mengunjunginya.
Kehidupan Malam Legian

Menyusuri Legian sepanjang jalan membuat kaki tidak merasa pegal, apalagi mengantuk. Saya bisa jalan santai dan mata terus melek melihat pemandangan-pemandangan yang bagi saya sangat krusial. Bagaimana tidak, yang biasanya saya hanya melihat botol air mineral di warung-warung, kini saya melihat wiskey, bir, anggur merah dari berbagai macam merk. Apalagi botol-botolnya unik-unik dan cocok untuk hiasan bufet di rumah, rasanya pengen saya bawa pulang itu botol-botol buat dipajang di kamar.
Semakin menjelang pagi dini hari semakin banyak bule mabok berkeliaran di jalanan. Bule yang dramatik sampe guling-guling setelah naik Sky Garden juga ada. Apa itu Sky Garden? Jadi roof top bar yang memiliki view menarik dari atas, lalu ada wahana seperti bianglala dihiasi lampu-lampu yang cukup menarik perhatian orang.
Penjagaan yang Ketat

Di area monumen bom Bali cukup ketat penjagaannya. Polisi banyak yang berjaga di Jalan Legian. Beginilah Bali, legalitas untuk hiburan malam mungkin sudah diterapkan oleh pemerintahan di sana. Hebatnya, tradisi Bali itu sendiri tetap hidup dan tidak tergeser oleh budaya Barat. Pertunjukan Tari Kecak masih terus laku keras hingga turis rela menonton berdiri karena tidak kebagian kursi. Legian tak jadi masalah selagi turis masih kerap berkunjung untuk menikmati budaya dan seni di Bali.
Comments
Ternyata tugu bom Bali dijaga polisi kalau malam. Biar apa ya? Apakah di sana rawan ?
Author
Iya Mba. Sepertinya untuk mengantisipasi kericuhan bule bule yang mabok yang keluar dari club
Waktu saya ke Bali pernah lewat sini, benar-benar bikin saya harus banyak nunduk. Banyak godaan dunia,
Author
Betul Mas. Saya waktu ke Bali lewat di Jalan Legian dua kali. Siang dan malem. Keliatan perbedaannya
Hihi lucu Mbak nih. Bener kalau di sini juga lampu kelap-kelip kalau ada pasar malam ??. Saya belum pernah ke bali soalnya hehe
Author
Iya. Seperti saya ini yg datang dari kampung ya kaget liat kelap kelipnya diskotik di sepanjang jalan. Lah wong kalau di kampung main malem nya ke pasar malem doang, haha
Wah, jadi kangen Bali…. Jalan di Legian itu menyenangkan tetapi menginap di lokasi Legian no way hihi susah banget nyari taxi karena macetnya luar biasa….
Author
Iya betul. Sepertinya macetnya bisa sampe subuh karena bule bule kembali ke penginapan biasanya subuh. Kalau pagi lewat Jalan Legian, sepertinya sudah kelihatan mana toko oleh oleh nya
Beberapa tahun yl pernah ke Bali menginap di Legian. Engga betah, berisik yah. Jedag jedug, kedengeran suara lagu dari diskotek. Baru tahu lho, Titik Nol, kalau malam dijaga polisi.
Kalau menginap di Sanur sepi sih.
Author
Iya. Saya juga milih penginapan deket Kuta. Meski jauh kalau ke Legian, tapi tetep aja pengen liat titik nol Bali ini
Udah 7 tahun berlalu dan Legian masih dijaga. Semoga ga ada lagi kejadian pengeboman di seluruh jagat Indonesia. Saya lihat fotonya udah kayak kehidupan malam di luar negeri aja ya
Author
Iya. Thats why, menurut saya, traveling ke Bali itu seperti traveling ke luar negeri. Dan semoga Bali tetap aman. Aamiin
Tentu ada pertimbangan kenapa bule begitu bebas di sana. Faktor PAD salah satunya. He…he… Metropolis banget ya. Keren tulisannya mbak. Saya ngimpi ke sana. Hehe ..
Author
PAD apa itu? Semoga bisa ke Bali ya 🙂
Wahh, kayaknya ngajak suami kudu mikir2 nih klo ke Legian Bali pas malem. Banyak godaannya. Hihi.. Anyway bali emang lebih famous dari Indonesia sendiri.
Author
Iya Mba. Bule lebih banyak tahu Bali dibandingkan Indonesia 🙁
Kalo malam berasa berubah gitu yaaa, jadi ajeb-ajeb. Kekeke. Saya meski pun tinggal di Bali, jarang banget wisata malam di Legian. Paling malam ya jam 8, setelah itu langsung pulang ke Denpasar. Next time cobain ke Sanur mas, suasananya gak kalah menarik kalo malam.
Author
Belum pernah ke Sanur. Semoga next bisa ke Sanur
Bali termasuk kota yang tak pernah tidur, dibeberapa sudut kotanya tiap malam selalu ramai dengan hilir mudik turis lokal maupun mancanegara. Hemmm kapan ya bisa ke Bali. Sampe usia setua ini belum pernah melihat keindahan kota bali secara langsung
Jadi pengen ke bali lagi ..masih banyak sudut yang belum dieksplore… tapi ke bali sayangnya butuh biaya yang tidak sedikit… hiks…
Kalau di Jogja ada juga julukan kampung turis. Di prawiro taman. Banyak bulenya juga. Kehidupan malam sepertinya ramai juga. Tapi masih kalah ramai dibanding legian.
Iya, justru Bali harus tetap mempertahankan tradisinya. Karena di situlah nilai jual Bali sebagai tempat wisata. Mengenai pakaian di sana cenderung bebas & terbuka. Ingat, cara berpakaian perempuan Bali minim atasan bahkan tanpa atasan pada jaman dahulu. Justru sekarang jauh lebih tertutup.
Bali itu pesonanya memukau ya. Makanya turis terus berdatangan. Ini jadi kebanggaan negeri banget.