Rumah makan Pawone Simbah sedang hits loh di daerah Pekalongan dan Batang. Mengusung konsep tradisional Jawa mampu menarik para pecinta kuliner dan wisatawan.
Kebayang dong bagaimana konsep restoran seperti zaman kuno, merasa di kampung Jawa yang benar-benar tempo Doeloe. Makan seperti di rumah Eang.
Pawon itu artinya dapur. Simbah itu pastinya nenek atau kakek ya. Jadi, kita akan diajak melihat bagaimana dapurnya nenek kakek Jawa zaman dulu.
Table of Content:
Suasana Pawone Simbah
Sekarang lebih banyak makan di sebuah restoran atau cafe itu untuk beli tempat dan suasana sih. Coba sesering apa kamu milih tempat makan yang tempatnya bagus? Aku sih sering, tapi kalau nemu yang rasanya top, ya bisa balik lagi.
Nah, Pawone Simbah juga selain jual masakan khas rumahan Jawa, di sini juga jual suasana. Suasana tempo doeloe yang sekarang mungkin sudah banyak dilupakan. Itu mengapa warung makan ini jadi terkenal.
Bangunan (Tembok Khas Jawa)
Tembok rumah zaman dulu itu kebanyakan masih menggunakan batu bata dengan kombinasi anyaman dari bambu. Kalau sudah pake tembok, waah, itu tandanya rumah milik konglomerat. Zaman dulu sih kalau rumah pakai tembok ya cuma rumah milik Belanda.
Rumah makan ini masih mengusung bangunan dengan tembok khas Jawa. Tanpa acian dan batu bata masih terlihat jelas. Dinding dari anyaman bambu sebutannya pager gribik. Bahkan untuk lantainya juga masih menggunakan tanah, jadi ya sehari-hari orang Jawa itu pakai sandal di dalam rumah.
Interior Khas Jawa (Tradisional)
Interiornya hampir sebagian besar menggunakan furniture zaman dulu, mulai dari pintu, meja, kursi, sampai lampu-lampu. Inget dong meja besar dan kursi besar khas Jawa? Namanya “rosbang”. Sebagian besar di warung Pawone Simbah menggunakan itu.
Interior untuk hiasan dinding dan cermin juga khas Jawa. Aku juga nemuin ‘cermin penangkal santet’, itu sih kalau kata mitosnya orang Jawa. hehe diletakkan di toilet. Bentuknya masih unik dan klasik. Gemesh banget, rasanya pengen aku bawa pulang.
Nah, kalau lampu teploknya, ini sih bikin aku inget sama punya embah dulu. Biasanya juga diletakkan di pos ronda atau sebutannya ‘dam’. Lambat laun, lampu templok dipakai di gerobak sama tukang tahu aci. Semakin ke sini, udah deh, jarang liat lagi.
Pawon Terbuka
Melihat dapur sebuah restoran yang terbuka pasti sangat jarang sekali. Ketika awal masuk dapur, kamu akan menemukan pilihan tiga minuman, teh, jahe, dan gula asam dengan varian panas dan dingin. Setelah itu kamu bisa mengambil nampan kayu yang khas banget zaman dulu.
Sambil mengambil nasi dan lauk seperti prasmanan, kamu akan melihat dapur atau pawon yang terbuka lebar. Kamu akan melihat tablu atau panci-panci besar untuk memasak sayur.
Jika dulu masih menggunakan tungku kayu, tapi di Pawone Simbah menggunakan kompor gas ya karena minyak tanah sudah langka, Guys.
Sajian Makanan (Prasmanan)
Sajian makanannya sih seperti prasmanan. Kamu bisa ambil sesuka kamu lauk pauk yang ada. Lauknya khas Jawa deh, kluban, sayur singkong, botok, telur, ikan, dan lain-lain. Sabar ya kalau ada orang yang lama milah-milih ambil lauk. Aku juga suka gitu kadang karena pengen nyobain semua.
Jangan sampai ketinggalan mengambil lauk khas Pekalongan ya, yaitu Nasi Megono, yang konon sebutannya dulu ‘nasi tentara’.
Peralatan Makan Antik
Identik dengan barang-barang antik. Pawone Simbah menggunakan piring seng dengan motif bunga-bunga yang antik. Gelasnya menggunakan mug seng yang super besar, tapi kadang kurang juga sih minumnya, hehe.
Sedetail itu memang di Pawone Simbah, sampai peralatan makan pun memilih barang-barang zaman dulu. Wah, sekarang nyarinya sudah sulit, tapi masih ada di pasar-pasar tradisional.
Alamat Pawone Simbah
Letaknya ada di Desa Lebo, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang. Di tengah-tengah hutan sengon dan jati. Dari pantura masuknya agak jauh dan melewati jalan kecil. Pertama kali ke sana juga kayak nggak percaya loh karena melewati perkampungan. Setelah sampai, isinya mobil semua. Wah, pengunjungnya ini dari luar daerah kebanyakan. Sudah terkenal rupanya rumah makan Pawone Simbah ini karena pengaruh sosial media yang banyak meliputnya.
Comments
Tempat Pawone Simbah menarik sepertinya dikunjungi, bukan karena kulinernya yang pas citarasanya juga lokasinya nyaman buat pengunjung
Author
Iya, adem dan klasik Mas. Kalau ke Batang atau Pekalongan jangan lupa mampir Mas., hehe
Tempatnya asik banget ya ampun. Apalagi dapur umumnya, bersih banget dan kompak ibu-ibunya dengan seragam yang warnanya bikin adem. Ini tuh jadi kaya makan di rumah nenek gitu ngga sih. Karena bangunannya yang vintage banget
Author
Betul Mba. Semua interiornya juga pake barang-barang Jawa zaman dulu. Hampir semuanya malah. Seru deh, ada area outdoor juga yang adem. Cocok buat makan bareng keluarga.
Duh jadii kangen suasana makan kayak gini. Dlu taunya di Jogja itu kopi apa gitu ya namanya hehe lupaa. Pawon ini bisa jadi destinasi jg yahh
Langsung flash back ke masa kecil nih. Bener2 kuno eh aseli zaman Doeloe. Serba antik. Jarang banget ada nih. Pawone Simbah bener-bener keren.
Author
Iya Pak. Ini saja cuma satu di Pekalongan dan Batang. Belum ada lagi. ,
tempatnya tradisional banget, jadi langsung ingat masa kecil ketika di desa. masaknya masih pake kayu bakar. rasannya khas desa. ini kuliner yang sekaligus mengobati kangen pada masa kecil