Pesona Indonesia tidak akan pernah mati. Semesta selalu menjawab dan akan terus menjawab sampai dunia menghancurkannya.
Kota kecil layaknya Pekalongan yang disebut sebagai Kota Pesisir, membuktikan bahwa pesona Indonesia ditemukan dengan cara sederhana. Terletak di pesisir pantai Jetayu, Kelurahan Kandang Panjang, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Mangrove Park atau Taman Mangrove tampak memesona dengan bentangan danau alami. Dari jauh, danau terlihat seperti tambak, karena letaknya pun di pesisir pantai. Kreatifnya, adanya kumpulan pohon bakau mampu menyulap lokasi tersebut menjadi taman di tengah danau.
Lokasi wisata yang baru dikelola satu tahun ini masih bersih dan teratur. Pungutan yang ditarik hanya dari biaya parkir Rp 2.000,-, belum ada tiket masuk. Tempat parkir tidak begitu luas, karena pengunjung juga belum terlalu banyak dan pengelolaan sarana prasarana masih disempurnakan.
Dari pintu depan, danau dan jembatan kayu panjang coklat kombinasi kuning sudah terlihat. Aku sudah mampu menikmati bentangan danau mulai dari lokasi parkir sampai jembatan. Hanya ada satu lokasi di tengah-tengah danau, yaitu jembatan panjang tersebut. Aku mulai menyusurinya sambil menikmati pemandangan luas dengan air yang tenang. Jembatan itu cukup panjang dan mampu membawaku sampai di tengah-tengah danau alami.
Sisi sebelah kanan danau dipenuhi dengan rerimbunan pohon bakau. Terik matahari yang menyengat siang itu langsung menyejukkan karena hamparan hijau daun bakau yang tumbuh di dasar air. Berdiri di ujung jembatan panjang itu, aku seperti berada di dermaga. Dermaga tanpa lautan dan kapal, tanpa gemuruh ombak, hanya hening yang disertai suara lirih air danau yang tersisir oleh angin.
Taman Mangrove tidak sepenuhnya hamparan pohon bakau yang dipercantik sedemikian rupa sampai membentuk taman. Mangrove Park merupakan jajaran pohon bakau yang tumbuh di setiap sisi danau. Pohon bakau membentuk sebuah taman pinus di atas danau. Biasanya, sebuah taman dapat dijelajahi atau disusuri dengan berjalan kaki atau bersepeda. Taman Mangrove berbeda, pengunjung hanya dapat menyusurinya dengan menggunakan perahu. Pohon bakau yang tumbuh di dasar danau mampu membentuk sebuah taman di atas permukaan air. Ditambah lagi, danau tersebut merupakan danau alami yang perairannya di peroleh dari air laut. Sungguh menakjubkan!!!
Bagi pengunjung yang ingin menyusuri taman di atas danau ini, pihak pengelola wisata menyediakan banana boat dan perahu dayung dengan biaya Rp 10.000,- per orang. Menuju lokasi lain yang tersembunyi di Taman Mangrove, pengunjung dapat menggunakan banana boat atau perahu untuk menyusuri sebuah Lorong Cinta dari pohon bakau yang tumbuh subur. Lorong itu memang area tersembunyi di Mangrove Park ini.
Bukan itu saja, senja dari ujung jembatan dapat menghentikan pandangan dan mengucapkan kata kagum kepada Tuhan. Lembayung senja terlihat cantik dengan perpaduan refleksi dari air danau. Momen tersebut bisa menjadi penutup siang untuk menyambut malam. Memberikan inspirasi bagi pengagum senja untuk lebih banyak berkata-kata. Bisa juga, inspirasi bagi pengagum literasi untuk diam menyusuri pandangan. Lalu, sebuah prosa indah tentang senja meluncur ke satelit angkasa yang mampu diakses seluruh dunia atau abadi di catatan harian.
Pekalongan, Juli 2016
Prajna Vita