Pengalaman Pertama Touring, Bikin Nagih!

Photo by, Muhammad N.G

BAGIKU jalan-jalan ialah suatu kebutuhan. Mungkin tidak diutamakan, tetapi dinomorsatukan. Ketika memasuki awal tahun di bulan pertama, tabungan jalan-jalan tidak pernah ketinggalan. Ke mana pilihan tujuan? Ke mana saja yang penting aku bukan sekadar senang tetapi belajar berbagai hal.

Jalan-jalan Vs Traveling, Backpacker, Touring

Jalan-jalan bagiku beragam, ada traveling, backpacker, trip, touring, adventure, dan jalan-jalan. Well, kenapa jalan-jalan aku masukkan dalam daftar list juga? Karena bagiku jalan-jalan tujuan utamanya sama dengan yang lain, tetapi jalan-jalan sudah merencanakan tempat wisata dan siap dengan budget besar, serta membawa oleh-oleh satu koper sendiri. Sedangkan, traveling, backpacker, atau trip hanya membawa uang sekadarnya dan membawa oleh-oleh berupa printilan-printilan saja, bahkan tidak membawa oleh-oleh sama sekali. Tujuan dari itu ialah untuk mencari sebuah pengalaman, cerita, dan petualangan.

Setiap perjalanan yang dilakukan tentu saja memiliki pengalaman yang berbeda. Ketika aku merasakan traveling, aku benar-benar merasakan bagaimana susahnya menyeleksi harga penginapan. Dengan budged minim langsung gas, membuatku harus pintar-pintar memilih semua halnya dengan harga yang minim. Mulai dari transportasi, penginapan, makan, hingga hal-hal lain seperti oleh-oleh. Modal membawa satu ransel tidak mungkin memborong oleh-oleh untuk orang sekantor. Agar tidak ribet mendengar permintaan sana sini, kuncinya ialah tidak usah mengkoar-koarkan rencana traveling.

Aku sudah pernah melakukan traveling tiga kali dan pengalaman yang aku dapatkan dari ketiganya itu juga berbeda. Kali ini, aku ingin merasakan sensasi yang berbeda dengan cara perjalanan lain, yaitu touring. Inilah perjalanan yang sudah ingin aku lakukan satu tahun lalu, tetapi mendengar banyak omongan teman-teman tentang risikonya yang besar membuatku selalu mengurungkan niat untuk melakukannya. Satu lagi yang perlu diingat oleh kamu yang memiliki jiwa petualangan. Tidak perlu mendengarkan ocehan teman-temanmu yang tidak tahu tentang apa yang ingin kamu lakukan. Lebih baik tanyakan dengan orang yang sudah berpengalaman dan survei sendiri dengan mengandalkan internet.

Inilah pertama kali aku merasakan touring dan sensasinya. Sungguh luar biasa. Perjalanan malam ke Cianjur dan melewati hutan sepanjang jalan sungguh seperti uji nyali. Bagaimana tidak, kami menggunakan motor dan sepanjang jalan yang kami melewati gelap, hanya ada pohon-pohon besar. Sungguh berisiko diterkam oleh binatang buas atau masuk ke dalam jalan lain dengan makhluk-makhluk yang berbeda dan menyeramkan. Udara dingin sungguh menusuk kulit. Perbukitan di perkebunan kopi membuat jalanan dipenuhi dengan kabut tebal. Trayek jalan yang naik turun, lika-liku, rasanya aku seperti menaiki roll coster. Jaket yang aku gunakan sudah tebal tetapi rasa dingin masih saja menembus kulit. Wajah sudah ditutup dengan masker tetapi bibir masih saja bergetar kedinginan. Semua sendi-sendi terasa kaku seperti aliran darah stag di satu titik dan membuat tubuh kaku. Semakin diam semakin dingin mencekat.

Pukul tiga pagi dini hari, berada di perbukitan sebelum memasuki Kota Cianjur, tepatnya di Kecamatan Tanggueng. Kami menepi di pom bensin untuk mengisi bahan bakar dan istirahat sebentar. Aku tak membiarkan tubuhku diam atau mencari sandaran dan menempelkan bokong di ubin yang rasanya seperti  menduduki es batu balok. Jalan di tempat atau merenggangkan tubuh merupakan cara paling benar untuk mengusir dingin. Hawa ngantuk juga terus menggelayutiku dan teman-teman seperjalananku. Bagaimana tidak, perjalanan malam sungguh membutuhkan energi melek sepanjang malam. Apalagi, kami harus menempuh perjalanan selama enam jam. Menggerakkan tubuh tidak cukup untuk mengusir kantuk dan dingin.

Tidak jauh dari pom bensin, ada sebuah warung yang berjejeran dengan musholah. Kami berhenti di sana dan masing-masing dari kami memesan kopi Kapal Api. Sebelum kepulan asapnya habis, kami serentak menempelkan tangan di gelas untuk mengalirkan hawa hangat dari tangan ke tubuh. Seketika itu, aroma yang ikut mengepul membuat mata kami melek. Aroma kopi di tengah hutan pada pagi dini hari sungguh luar biasa nikmatnya. Seduhan sederhana dari Kopi Kapal Api sudah membuat perjalanan kami semakin sempurna. Dengan aroma kopi murni, campuran kopi dan gula yang pas, cocok diminum kapanpun dan di manapun, bahkan pada saat traveling atau touring. Kopi Kapal Api Jelas Lebih Enak dinikmati bersama teman-teman seperjalanan touring dan membahas bagaimana rasanya melewati hutan sepanjang jalan. Kami juga menyusun strategi-strategi perjalanan touring agar selamat sampai tujuan. Meluangkan waktu untuk sharing dan ditemani dengan secangkir kopi sangat diperlukan untuk meningkatkan suasana semangat perjalanan di waktu-waktu kritis.

Tidak terasa, kopi yang kami nikmati sudah habis dan kami siap melanjutkan perjalanan. Tubuh sudah terasa hangat dan kantuk sudah hilang. Hutan terakhir masih akan kami lewati dan Kopi Kapal Api menjadi pelengkap perjalanan touring kali ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *