INDONESIA yang disebut sebagai negara perairan sepertinya membanggakan warganya. Warga Indonesia mengagung-agungkan Negara Indonesia di mata negara lain. Kita bisa memamerkan kekayaan perairan Indonesia di depan negara maju sekalipun. Kita juga bisa memamerkan keindahan di dalam laut Indonesia di depan wisatawan asing. Kita juga bisa dengan mudahnya merentetkan daftar hasil-hasil alam yang bisa diambil dari Indonesia. Membuat iri negara lain mungkin mudah kita lakukan, tetapi kita tidak pernah sadar bahwa melambung-lambungkan milik kita sendiri justru bisa menghancurkan kita sendiri.
Seperti yang sering terjadi sekarang ini. Berbagai kekayaan Indonesia sedikit demi sedikit mulai diklaim oleh beberapa negara tetangga. Lengah sedikit, milik kita raib. Contohnya ketika beberapa kreasi anak bangsa tidak dihargai oleh negara sendiri atau tidak dilirik sama sekali, bahkan dikatakan bahwa kreasi tersebut kurang memiliki nilai seni. Itulah celanya, dengan gampangnya negara lain merebut hak cipta.
Selain itu, kekayaan alam di Indonesia juga beberapa kali telah dijebol negara tetangga. Seperti yang terjadi pada bulan Juni 2017 lalu, yaitu pencurian ikan ilegal yang dilakukan oleh nelayan Vietnam di perairan Indonesia. Kasus tersebut bukan pertama kalinya. Beberapa tahun yang lalu, kasus itu sudah pernah terjadi dan sekarang terulang kembali. Perairan Natuna, Kepulauan Riau dan Perairan Sulawesi Utara menjadi target illegal fishing nelayan Vietnam. Kurang lebih 695 nelayan Vietnam tertangkap ketika melakukan penjaringan ikan di Kepulauan Riau dan beberapa kapal mereka juga ditenggelamkan oleh polisi laut Indonesia. Kemudian nelayan tersebut dipulangkan ke negara asal sedangkan kapal mereka ditahan di Indonesia.
Saat ini, ada empat kapal dari Vietnam yang ditahan di Pelabuhan Perikanan Kejawanan di Cirebon. Empat kapal tersebut memang berbeda dengan kapal-kapal Indonesia pada umumnya. Kapal Vietnam lebih terlihat kekar dan memiliki alat penjaring ikan yang lebih canggih dibandingkan kapal ikan milik Indonesia. Kapal tersebut masih tetap dikunci di pelabuhan dan belum ditindaklanjuti. Melihat kualitas kapal Vietnam yang begitu bagus, memang tidak dipungkiri bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dari segi pengembangan teknologi dan perakitan.
Lagi-lagi kasus pencurian ikan kembali semarak di Indonesia dan dengan usaha yang dilakukan kasus itu bisa terselesaikan, tetapi masih saja kecolongan di tahun-tahun berikutnya. Terlihat ada yang salah di dalam diri Indonesia dan entah apa itu. Pengetatan terus dilakukan, tetapi tetap saja kebobolon. Sadar atau tidak, bahwa saat ini Indonesia sedang terjajah perlahan-lahan. Sedikit demi sedikit digerogoti oleh banyak negara tak bertanggung jawab. Bisa diibaratkan bahwa peti harta karun Indonesia bocor. Empat kapal dari Vietnam yang ditahan di Pelabuhan Perikanan Kejawan menjadi saksi bisu bahwa Indonesia kebobolan harta karun.[]Prav
Prajna Vita
Jakarta, 12 Oktober 2017
21.00