Racun Kafein Mampu Membunuh Kesibukan

Dokumentasi Pribadi

 

 

Ranah Kopi

Order: Black Coffee Malabar Priangan (Hario V60), Nacos Cheese Bolognaise, Banana Split, dan Siomay Ikan

==================================================================

Hujan dan senja yang datang tepat waktu ataukah aku yang tepat waktu memilih momen? Black coffee Malabar Priangan kini telah hadir di hadapanku. Di ujung kota Depok, aku menikmati senja bersama secangkir kopi pahit. Aku tepat memilih waktu, tetapi aku rasa, hujan datang tepat pada waktunya. Beberapa seruput kopi telah menyentak otak, hujan datang begitu menyapa ringan.

Bisa aku katakan bahwa hal yang tak bisa ditiru atau diulangi kembali ialah momen. Pada momen kali ini, fokusku berada pada satu titik, yaitu kopi. Meski gemuruh hujan yang riuh itu menambah suasana berisik, tetapi aku suka. Percikan-percikan air, becek, basah, titik-titik air, dan lalu lalang orang-orang. Semua itu tak menggangguku untuk mendeskripsikan sebuah rasa kopi yang aku deteksi sendiri.

Rasio seduhannya dengan 7 gram biji kopi, suhu air 90 derajat dengan waktu seduhan satu menit. Menghasilkan flavor chocolatey dengan herbal spice lalu rasa coklat yang tertinggal dan hampir tak terdeteksi rasa pahit. Mungkin begitulah deteksi rasa yang dapat aku lakukan.

Kopi. Lagi-lagi aku katakan bahwa racun kafein ini mampu membunuh kesibukan. Aku tak pernah gagal menceritakan segala hal meski dalam gemuruh kesibukan. Aku tak pernah merasa sibuk ketika kopi telah berada di depanku. Tunggu. Ketika harumnya mulai menusuk hidung pun, kesibukan itu tak akan lagi teringat. Lalu, apakah sebuah cerita menyedihkan atau bahagia yang terlintas? Tidak juga, karena kopi mampu menghasilkan beragam rasa berbeda untuk disajikan.

Di sebuah kedai Kopi di Depok. Tepatnya di Jl. Margonda Raya 99 Depok, aku sudah singgah sebelum hujan turun. Hujan yang datang semakin deras tidak mengurangi jumlah pengunjung di Ranah Kopi ini. Kedai kopi sekaligus resto yang berada di kota Depok banyak mendatangkan pengunjung yang rata-rata anak muda. Tidak heran, Depok terkenal dengan mahasiswa elite dan pintar-pintar dari Universitas Indonesia. Di sepanjang Jalan Margonda mungkin banyak sekali tempat nongkrong untuk anak muda, tetapi Ranah Kopi menjadi rekomendasi untuk ngopi. Kedai Kopi di Depok ini menyajikan jenis-jenis kopi nusantara yang cocok untuk pecinta kopi sungguhan. Bukan hanya itu, Ranah Kopi juga menjual biji-biji kopi pilihan yang bisa dibeli langsung di kedai maupun di situs online-nya atau bisa klik di sini.

Meskipun kali ini aku melihat pengunjung sebagian mahasiswa dengan tentengan laptopnya, tetapi bagiku ngopi tidak selalu menjadi gaya hidup masyarakat urban. Buktinya, selain di kedai kopi ini, aku juga sudah menemukan kedai kopi di kampungku, Comal, Pemalang, yang notabene daerah kecil di Jawa. Kunjungan aku itu, aku ceritakan di sini. []Prav

 

baca juga:

Kali Kedua — sebuah cerita kunjunganku di kedai Filosofi Kopi kedua kalinya.

Ketika Kopi Menuntun Perbincangan Mengenai Kemunafikan — sebuah cerita kunjunganku di kedai Filosofi Kopi ketiga kalinya bersama orang yang pernah membuatku jatuh cinta sekaligus patah hati.

 

 

 

Prajna Vita

Depok, 7 Agustus 2016

16.46

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *