Hadiah untuk Diri Sendiri di Umur 30 Tahun

Hadiah untuk Diri Sendiri di Umur 30 Tahun

Kali ini aku tidak bahas traveling tetapi akan bahas tentang hadiah untuk diri sendiri di umur 30 tahun. Selain itu, bagaimana aku bisa mencapai mimpiku dari sebuah buku “Atomic Habits” karya James Clear.

Rasanya waktu cepat berlalu sampai tidak berasa kalau umurku 30 tahun di bulan Mei 2025 ini. Tahun lalu aku menghadiahkan diriku sendiri dengan trip Festival Lampion di Borobudur dan Lava Tour di Merapi. Trip tersebut sudah pernah aku impikan dari satu tahun sebelumnya. 

Baca juga: 6 Hal yang Perlu Disiapkan Sebelum ke Festival Lampion Borobudur

Kemudian punya mimpi untuk birthday trip di 30 tahun dengan naik gunung, tetapi trip ke Singapura dan Malaysia dengan jalur darat aku prioritaskan karena ingin membuka pintu Malaysia. 

Jadi, birthday trip 30 tahun ialah Trip Singapura dan Malaysia.

Baca juga: Budget + Itinerary Singapura Malaysia 5 Hari: Jelajahi Dua Negara (Versi Hemat)

Hadiah Terbesar untuk Diri Sendiri di Umur 30 Tahun

Sebetulnya sedikit malu untuk sharing, tapi beberapa teman ada yang bertanya, gimana caranya? Jadi, aku tulis saja di sini dulu. Kalau nanti punya kesempatan nulis buku akan aku tulis lebih banyak, hehe Amiin…

Mungkin ada yang terinspirasi dan termotivasi setelah membacanya. Ini sedikit perjalanan hidupku selama 30 tahun.

Aku kira trip Singapura dan Malaysia menjadi hadiah terbesar untuk diri sendiri di usia 30 tahun ini. Ternyata, ada achievement yang lebih besar menurutku, yaitu berhasil mendaftarkan keberangkatan umroh kedua orangtua tepat pada ulang tahunku ke-30. 

Pengalaman yang luar biasa saat menyeberang dari Singapura ke Malaysia via jalur darat, tetapi rasanya lebih luar biasa saat aku memutuskan mendaftarkan umroh kedua orangtua pada awal bulan Mei. 

Mengapa?

Usaha untuk trip ke Singapura dan Malaysia ialah 1 tahun, sedangkan usaha untuk memberangkatkan umroh kedua orangtua kurang lebih 7 tahun, yaitu dari 2018 – 2025. Keberhasilan tersebut berkat buku Atomic Habits yang bisa mengubah caraku membangun kebiasaan baik meskipun hanya 1%.

Bagaimana 1% Bisa Berharga?

Aku berasal dari keluarga yang sederhana, tetapi karena anak perempuan pertama dan masih memiliki dua adik. Jadi, sesuatu yang aku inginkan harus aku usahakan sendiri karena kebutuhan adik-adikku lebih prioritas. 

Kebiasaan nabung dan mencari tambahan uang mungkin sudah tertanam sejak kecil. Hingga akhirnya, aku mendapatkan beasiswa 100% untuk kuliah di Jakarta. 

Meskipun kuliahku cuma D3, tetapi aku bersyukur karena dari sana aku mendapatkan berbagai skill yang bisa aku gunakan untuk mencari tambahan uang. Tentu saja uang saku dari beasiswa tidak cukup untuk hidup di Jakarta, sehingga aku mulai mengambil job freelance sebagai content writer dari Semester 3 sampai lulus kuliah. 

Aku selalu gagal jika apply freelance sebagai sales event atau tim Event Organization. Padahal kalau liat temen-temen yang lain, gampang aja mereka. Akhirnya, content writer pun jadi.

Hasil freelance tidak besar. Sebagai content writer pemula, dulu 100 kata masih dibayar Rp1.000, untuk 200 kata dibayar Rp2.000. Namun, tetap aku jalani dan sedikit demi sedikit aku tabungkan.

Awal bekerja full time tahun 2016 di sebuah Penerbit Buku. Gajiku tidak besar karena margin di penerbitan buku memang kecil, tetapi aku bisa baca banyak buku yang mungkin belum mampu aku beli.

Lalu, niat mengalokasikan sebagian gaji untuk tabungan umroh kedua orangtua mulai muncul pada 2018 lalu. 

Gimana caranya? Tentu saja mimpi aja dulu, tidurnya belakangan, hehe

Sedikit Demi Sedikit Lama-lama Menjadi Bukit

Aku bukan anak finance (aku anak dari kedua orangtuanku :D) tapi mencoba mempelajari bagaimana cara berinvestasi dari berbagai content di youtube. Cara yang aku lakukan untuk tabungan umroh orang tua ialah membeli emas 1 gram setiap bulannya. Pada saat itu harga 1 gram emas sekitar Rp 800.000 dan sisanya untuk kehidupan di Jakarta. 

Namun, tahun 2019 aku memutuskan kuliah lagi melanjutkan S1 karena ingin mengambil peluang lain suatu saat nanti. Pada saat itulah aku mulai kewalahan memanage keuangan dan tabungan umroh mulai tidak konsisten. 

Biaya kuliah per semesternya cukup tinggi sehingga menguras gajiku setiap bulan. Tabungan umrohnya juga mulai berhenti karena gajiku hanya cukup untuk bayar kuliah dan kehidupan sehari-hari. 

Kemudian aku mencari project freelance kembali dengan beberapa job, seperti content writer, editor naskah, proofreader, layouter buku, video editor, hingga admin social media. Weekdays aku usahakan untuk mengerjakan tugas kuliah setelah jam kerja, sehingga project freelance bisa aku kerjakan di hari Sabtu dan Minggu.

Sesekali ikut blog competition untuk tambah-tambah uang jika bisa menang atau menjadi sepuluh terbaik.

Perkembangan dunia digital yang semakin berkembang membuat aku mulai merasa banyak ketinggalan. Akhirnya, pada tahun yang sama aku mengambil beberapa kelas untuk hari Minggu, seperti digital marketing, creative content writer, dan social media specialist.

Courses dan bootcamp tersebut juga tidak mahal dan ada beberapa yang gratis. Jadi, investasi awal yang aku lakukan ialah investasi leher ke atas.

Aktivitasku pada tahun-tahun tersebut ialah kerja, kerja, kerja, kuliah, nugas, dan bootcamp. 

Konsistensi ialah Kunci

Pada 2020 blog yang aku bangun di 2018 mulai stabil karena aku monetisasi dari ilmu freelance yang aku dapatkan. Tahun 2021 aku lulus kuliah S1 dan mendapatkan pekerjaan lain dengan gaji yang lebih baik. 

Tahun 2021 juga keuanganku mulai stabil, tetapi tabungan umroh orang tuaku masih terabaikan karena mulai tumbuh keinginan untuk traveling. Namun, salah satu temanku merekomendasikan buku Atomic Habit yang bisa mengubah kebiasaan dirinya. 

Atomic Habit mengajarkan konsistensi, meskipun itu kecil bisa mengubah perubahan yang besar. Mulailah aku belajar bagaimana mengelolah keuangan dan membagi beberapa spot tabungan. 

Belajar dari Atomic Habit, tidak salah jika kita melakukan kebiasaan mulai dari yang kecil. Jadi, aku mulai kembali menabung emas meskipun per bulan hanya Rp 100.000 – Rp 300.000 tetap konsisten setiap bulannya.

Sampai akhirnya aku sanggup kembali menabung 1 gram emas setiap bulannya untuk umroh. Sisanya aku bagi untuk traveling, kehidupan sehari-hari, dan tabungan masa depan. 

Mulai dari situlah aku mulai bisa traveling (meskipun masih Asia), main dan nongkrong (sesekali), beli barang (sesuai kebutuhan, bukan keinginan), jajan kopi (sesekali), dan tetap menabung.

Memahami Bahwa Timeline setiap Orang Berbeda

Selain kerja full time, aku juga sesekali masih mengambil project freelance dan paid blog untuk menambah pemasukan. Aku sama sekali tidak mengotak-atik tabungan yang sudah aku rencanakan. Jika butuh tambahan untuk traveling ya aku harus mencari project freelance. 

Itulah bentuk disiplin yang aku terapkan. Setelah menerima gaji aku memasukkannya ke tabungan dan baru menggunakan sisanya untuk kebutuhan sehari-hari. 

Aku percaya bahwa timeline seseorang untuk mencapai sesuatu berbeda, sehingga aku tetap konsisten menabung meskipun sedikit-demi sedikit. Pada saat harga emas mulai naik dan cukup tinggi, itu menjadi keuntungan yang aku dapatkan selama 7 tahun. 

1% Bisa Menjadi 100%

Usahaku selama 7 tahun tersebut akhirnya menjadi achievement besar pada 2025. Hanya dengan menyisihkan uang untuk membeli emas 100 ribu sampai 800 ribu setiap bulannya aku bisa memberangkatkan umroh dua orang, yaitu orangtuaku. 

Mungkin tahun ini aku belum bisa berangkat karena tidak ingin menunda mereka. Lebih cepat lebih baik karena mempertimbangkan umur mereka, mumpung sekarang masih sehat. 

Aku percaya bahwa perubahan positif 1% yang dilakukan secara konsisten, akan menjadi 100% achievement yang kita dapatkan. Itulah hadiah terbesar kepada diri sendiri di umur 30 tahun. 

Terima kasih kepada diri sendiri yang sudah berjuang dan bertahan sampai hari ini.  Teruslah membuat mimpi-mimpi besar, lakukan pelan-pelan, dan nikmati prosesnya karena timeline tersebut pasti akan sampai.   

Aplikasi dari Atomic Habits memang luar biasa dahsyat. Kalau kamu mau hidupmu berubah lebih baik, mulailah lakukan perubahan baik meskipun hanya 1%.

Kamu bisa dapatkan bukunya di sini. 

Atomic Habits

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *